Vihāra Vidyāloka yang aktif sejak tahun 1977 (red. luas tanahnya sekarang adalah 162m2) telah menjadi tempat kedua untuk menimba ilmu bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang sekolah dan kuliah di Yogyakarta. Apabila di sekolah atau kampus, para pelajar dan mahasiswa Buddhis memperdalam ilmu pengetahuan; maka di Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā, mereka mempelajari, memahami, dan mempraktekkan Buddha Dhamma dan Profesionalitas Berorganisasi.
Sejak aktifnya Vihāra Vidyāloka (red. dari tahun 1977) dan Vidyāsenā (red. dari tahun 1987), telah ratusan mahasiswa yang ‘diluluskan’ darinya dan sebagian besar di antaranya tetap aktif mengembangkan dan melestarikan Buddha Dhamma di seluruh Indonesia. Ada yang tetap aktif dalam organisasi vihara ataupun organisasi Buddhis lainnya. Ada yang aktif menerjemahkan buku-buku Buddhis. Dan yang lainnya tetap aktif mengembangkan Buddha Dhamma dalam dirinya pribadi, keluarga, lingkungan kerja, teman, dan sebagainya. Pada intinya, yang menjadi ciri khas dari ‘lulusan’ Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā ini adalah bahwa mereka tetap memberikan perhatian ataupun usaha untuk terus mengembangkan dan melestarikan Buddha Dhamma di mana pun mereka berada.
Berbicara tentang Vihāra Vidyāloka, tentu tidak akan bisa lepas dari Vidyāsenā. Karena perkembangan Vihāra Vidyāloka selalu tak pernah lepas dari tuntutan perkembangan Vidyāsenā itu sendiri. Sejak cikal bakal Vidyāsenā yaitu organisasi BDSGY (red. Buddha Dhamma Study Group Yogyakarta) hingga Vidyāsenā didirikan secara resmi (red. tahun 1987) dan sampai sekarang, Vihāra Vidyāloka telah menjadi tempat positif untuk beraktivitas bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang kuliah di Yogyakarta.
Bangunan Vihāra Vidyāloka telah dibangun ulang pada tahun 2006 karena gempa bumi, namun bangunan tersebut tidak luput dari proses kelapukan dan kerusakan. Kerusakan parah ada pada plat lantai yang berada di lantai 3, menyebabkan kebocoran pada dinding ruang Dhammasala, dapur, ruang makan, dan ruang Sekolah Minggu. Lantai 3 Vihāra Vidyāloka yang semula kurang berfungsi, rencana akan dibangun kembali dan difungsikan sebagai ruang Dhammasala, sehingga kapasitas ruang bagi umat pada saat perayaan dan Puja Bhakti dapat bertambah. Sehingga bangunan Vihāra Vidyāloka memerlukan perbaikan dan pembenahan bangunan kembali hingga layak dan nyaman untuk digunakan.
Dengan pertimbangan kebutuhan-kebutuhan yang telah dijelaskan di atas serta kerusakan yang diakibatkan oleh kelapukan maka para anggota Vidyāsenā memutuskan untuk merenovasi Vihāra Vidyāloka dengan seizin Yayasan Mendut Indonesia dan Kepala Vihāra Vidyāloka.
Dengan adanya renovasi Vihāra Vidyāloka ini diharapkan semoga Vihāra Vidyāloka dapat menjadi tempat yang lebih baik dan layak untuk memfasilitasi berbagai aktivitas Vidyāsenā dan pengembangan Buddha Dhamma, khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang kuliah di Yogyakarta, dan bagi umat Buddha Yogyakarta pada umumnya.
Tempat Menanam Kebajikan
"Harumnya bunga tak dapat melawan arah angin, begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara, dan bunga melati. Akan tetapi harumnya kebajikan akan dapat melawan arah angin. Dan bahkan harumnya nama orang bijak dapat menyebar ke segenap penjuru".
Dhammapada - 54
Dana untuk renovasi Vihāra Vidyāloka dapat Anda salurkan melalui:
Atau datang langsung ke:
Mohon konfirmasi kepada kami melalui sms berupa Nama, Alamat Lengkap, No. HP, dan Jumlah Dana yang di-transfer. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Contact Person:Dian Purwantono, S.E. Hp 089.640.257.797
Windy Hp 081.352.333.978
Berdana adalah kusala kamma, perbuatan yang memberikan buah atau hasil yang menyenangkan bagi siapapun yang melakukannya. Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan buah atau hasil dari perbuatan itu, yaitu:
- Niat/kehendak pada saat sebelum, selama, dan setelah tindakan/proses berdana harus selalu terkendali.
- Objek dana. Kemurnian objek dana merupakan faktor yang membantu menentukan sifat dari buah kamma. Makin mulia objeknya, mkaa manfaat yang akan datang semakin besar pula.
- Bentuk dana. Dana dapat dalam bentuk materi dan non materi. Bentuk dari pemberian dana tergantung dari mana yang bisa kita lakukan saat ini, agar selalu ada usaha kebajikan yang bisa kita lakukan sebagai tabungan kamma baik kita.
Susunan Panitia
Renovasi Vihāra Vidyāloka Yogyakarta
Penasehat : Sangha Theravada Indonesia
Penanggung jawab : Yayasan Mendut Indonesia
Ketua Panitia : Hendra Theodarmo, S.T.
Sekretaris & Bendahara : Windy
Koordinator Pelaksana : Hendra Theodarmo, S.T.
Koordinator Pencarian Dana : Dian Purwantono, S.E.
Koordinator Humas : Budi Hartono
Koordinator Pengadaan Bahan : Dian Purwantono, S.E.
Penanggung jawab : Yayasan Mendut Indonesia
Ketua Panitia : Hendra Theodarmo, S.T.
Sekretaris & Bendahara : Windy
Koordinator Pelaksana : Hendra Theodarmo, S.T.
Koordinator Pencarian Dana : Dian Purwantono, S.E.
Koordinator Humas : Budi Hartono
Koordinator Pengadaan Bahan : Dian Purwantono, S.E.
Sekilas tentang Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā
Berawal dari ide Ibu R. Supangat Prawirokusumo, pada tahun 1977 disewa lahan seluas 5x7 m di Miliran UH II no.144 untuk dijadikan Cetiya. Kebaktian dilaksanakan setiap Rabu malam dan Uposatha bulan gelap dan bulan terang. Namun karena umat semakin banyak, status ditingkatkan dari Cetya menjadi Vihāra oleh Bhikkhu Paññavaro Mahathera kemudian memberi nama Vihāra Vidyāloka. Tahun 1981 lahan tersebut dibeli dan diperluas menjadi 9x6 m. Bangunan Vihāra pun dibuat permanen di mana Bapak Romo Soepomo dulu masih tinggal di vihara.
Lambat laun umat semakin banyak, terutama mahasiswa. Puja bhakti menjadi hari Minggu pagi jam 09.00. Kemudian dibentuklah organisasi pemuda Vidyāsenā yang berlokasi di Vihāra Vidyāloka. Cikal bakal Vidyāsenā sendiri berasal dari Buddha Dhamma Study Group Yogyakarta (BDSGY). BDSGY didirikan tahun 1984 dengan tujuan mengkaji Buddha Dhamma secara teori dan terapan, bersifat non-sekte. BDSGY dibina oleh Alm. Bapak Aris Munandar. Salah satu tokoh BDSGY adalah Bambang Pratignyo (red. sekarang adalah Y.M. Bhikkhu Uttamo Thera) dan Dharmanadi Chandra. Namun akhirnya organisasi ini bubar (salah satu penyebab adalah masalah sekte). Melihat kondisi ini, Dharmanadi Chandra bersama rekan- rekan lain yang se-‘ide’ membentuk suatu organisasi baru. Organisasi ini jelas-jelas ber-mazhab-kan Theravada. Sebagai tempat dipilihlah Vihāra Vidyāloka yang berada di bawah bimbingan Sangha Theravada Indonesia. Turut membidani lahirnya organisasi ini adalah Bhikkhu Paññyavaro menjadi penasehat Vidyāsenā) dan Samanera Uttamo (red. sekarang adalah Y.M. Bhikkhu Uttamo Thera). Nama ‘Vidyāsenā’ diusulkan oleh Bhikkhu Jotidhammo dan kemudian disetujui oleh Bhikkhu Paññavaro. Tanggal 1 Februari 1987 pukul 13.00, Vidyāsenā resmi terbentuk. Awalnya Vidyāsenā adalah organisasi yang ‘numpang’ kegiatan di Vihāra Vidyāloka. Namun lambat laun, diiringi kepindahan tempat tinggal Bapak Romo Soepomo, Vihāra Vidyāloka diurus oleh Vidyāsenā. Pada akhirnya Vidyāsenā ditunjuk sebagai Dayakasabha Vihāra Vidyāloka.
Vihāra Vidyāloka selain digunakan sebagai tempat puja bakti umat (red. sebagian besar mahasiswa dan pelajar Buddhis Yogyakarta) juga digunakan sebagai tempat bagi Vidyāsenā melakukan berbagai macam kegiatannya, seperti: Dhammaclass, Dhammacourse, Diskusi Dhamma, Pelatihan Dhammaduta, kegiatan-kegiatan sosial (red. donor darah, bakti sosial, dll), kegiatan-kegiatan keakraban, pertemuan-pertemuan organisasi baik formal maupun informal, produksi buku-buku Dhamma, kaset-kaset Khotbah, dan barang-barang bercirikan buddhis, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Sekian dulu informasi mengenai proposal renovasi Vihāra Vidyāloka, data diatas dapat dilihat dan diperoleh dengan mengakses link di bawah ini :
No comments:
Post a Comment