Tuesday, May 7, 2013

Latar Belakang Renovasi

Rencana renovasi Vihāra Vidyāloka telah dimulai sejak tahun 2011. Kondisi Vihāra Vidyāloka saat itu adalah beberapa dinding vihara baik pada bagian Dhammasala lantai 2 maupun ruang Sekolah Minggu (fungsi ruangan berubah menjadi ruang serbaguna). Renovasi pada tahun 2011 hanya difokuskan pada perbaikan dinding yang mengalami rembesan (umumnya disebut sip) dengan memplester bagian dinding luar bangunan vihara kemudian diaci sehingga pori-pori dinding tertutup saat hujan.

Gambar 1. Bagian belakang dinding bangunan Vihāra Vidyāloka yang diplester dan diaci ulang sehingga air hujan tidak merembes/"sip".
Gambar 2. Bagian dinding Ruang Sekolah Minggu yang selalu mengalami "sip".

Pada dinding ruang Sekolah Minggu mengalami 'sip' akibat dinding luar bersebelahan dengan bak mandi tetangga sebelah. Penanganan tersebut hanya mengecat dinding Sekolah Minggu menggunakan cat No Drop saja kemudian dilapisi dengan triplek. Semua biaya renovasi tahun 2011 ditanggung oleh Vidyāsenā sendiri. 

Gambar 3. Gudang atap pada lantai tiga yang direncanakan penambahan ketinggian.

Renovasi tahap berikutnya direncanakan perbaikan lantai 3 pada bagian gudang atap untuk ditinggikan beserta void pada bagian langit-langit Buddha rupang sehingga ketika bhikkhu memberikan dhammadesana tidak kepanasan. Namun kontraktor yang diminta untuk melanjutkan proyek tidak kunjung memberikan kepastian pada Vidyāsenā dalam melakukan renovasi tahap 2 pada tahun 2011.
Memasuki tahun 2012 setelah menunggu selama enam bulan pada kontraktor yang sama akhir dari Vidyāsenā memutuskan menggunakan kontraktor lain. Akhir tahun 2012 dimulai perencanaan renovasi Vihāra Vidyāloka namun melihat kondisi lantai 3 Vihāra Vidyāloka yang mengalami kerusakan parah pada plat lantainya maka Vidyāsenā memutuskan untuk merenovasi total semua kerusakan yang terjadi pada vihara untuk menghindari kerusakan pada bagian yang lain. 

Gambar 4. Kondisi plat lantai 3 yang berlumut dan permukaan beton mengalami kerusakan dan keretakan parah.

Kerusakan pada tahun 2012 diidentifikasi secara teliti oleh Vidyāsenā dengan bantuan teman-teman yang mengerti perbaikan bangunan. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa plat lantai 3 mengalami keretakan cukup banyak pada sisi bawah plat akibat buruknya kualitas plesteran beton pada permukaan atas plat. Hal ini menyebabkan terjadi 'sip' pada langit-langit Dhammasala dan merusak plafon. Hal lain yang dikhawatirkan adalah rusaknya baja-baja pada plat lantai 3 sehingga akan menurunkan kekuatan plat lantai. Bila tidak dilakukan perbaikan segera maka dikhawatirkan plat lantai akan roboh ke ruang Dhammasala. Berbagai solusi ditawarkan oleh umat (orang dewasa yang berpengalaman) dalam menangani kerusakan plat tersebut.

Gambar 5. Plafon gips Dhammasala utama yang rusak akibat bocornya plat lantai 3.

Solusi pertama adalah dengan melapisi permukaan plat dengan keramik dalam kondisi terekspos, memperbaiki saluran pembuangan air hujan sehingga air hujan tidak akan menggenang di lantai 3, memperbaiki atap gudang atap yang telah usang akibat cuaca. Namun setelah berkonsultasi dengan teman kontraktor ternyata plat tersebut harus dibongkar setengahnya untuk memperbaiki kualitas betonnya dengan ketebalan plat 30 cm. Hal ini membuat Vidyāsenā mempertimbangkan ulang solusi tersebut akibat biaya yang mahal dan hasil yang kurang optimal.
Solusi kedua adalah meningkatkan bangunan vihara menjadi tiga lantai dan menambah atap baja ringan sehingga bila mengalami kebocoran maka hanya perlu memperbaiki penutup atap yang lebih murah dibanding memperbaiki plat beton yang retak. Saran ini kemudian dipertimbangkan oleh Vidyāsenā.

Gambar 6. Gambar 3D rencana penambahan ruangan lantai 3.

Setelah mempertimbangkan matang- matang solusi yang ditawar kemudian dikonsultasikan dengan Bhante Jotidhammo selaku Kepala Vihāra Vidyāloka. Sementara solusi tersebut sedang dipelajari dan didiskusikan ternyata Kuti Bhante Joti dan ruang Sekolah Minggu diserang oleh rayap dan sulit mengatasinya

Gambar 7. Kerusakan dinding triplek akibat rayap. (Untuk gambar kerusakan dinding kuti tidak tersedia).

Kondisi vihara pun semakin rusak dengan serangan rayap tersebut sehingga akhirnya Vidyāsenā dan Bhante setuju mengurangi penggunaan bahan kayu dalam vihara terutama bangunan tempat Kuti Bhante Joti berada. Akhirnya sementara Vidyāsenā berusaha mencari solusi perbaikan dan membentuk panitia Renovasi Vihāra  Vidyāloka.
Kuti Bhante diselamatkan terlebih dahulu dengan bantuan umat Vihāra Vidyāloka merenovasi bagian Kuti Bhante antara lain: dinding kayu diganti dengan batu bata, ruang diperluas dan tinggi dinding ruang ditambah setinggi 3 m, plafon diganti dengan plafon gips, keramik ruang diganti, lemari kayu yang rusak akibat rayap diganti lemari kabinet.
Selama proses renovasi Ruang Kuti Bhante, ruangan terekspos sehingga ketiksa hujan lebat malah air merembes ke ruang Sekolah Minggu sampai lantai 1 di mana ruang Makan Bhante dan Sekretariat berada. Tindakan penyelamatan dilakukan namun Ruang Sekolah Minggu mengalami kerusakan parah juga menambah jumlah kerusakan yang terjadi di vihara. 

Gambar 8. Hasil rembesan dari Kuti Bhante (kiri) dan shaft triplek yang selalu rusak (kanan).
Gambar 9. Bagian langit-langit Ruang Sekolah Minggu yang rusak ketika renovasi Kuti Bhante.
Gambar 10. Ruangan kamar supir Bhante yang mengalami “sip”.

Saat kerusakan bertambah, beberapa alumni mengambil inisiatif cepat membahas total kerusakan, perbaikan, perubahan fungsi ruang hingga rencana maintenance vihara. Tim panitia Renovasi Vihāra Vidyāloka terbentuk dari alumni-alumni yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai bangunan. Rencana renovasi dipaparkan sebagai berikut: 

  1. Lantai tiga Vihāra Vidyāloka akan digunakan sebagai ruang serba guna untuk kegiatan Dhammaclass, Meditasi, rapat, dhammasala ketika Perayaan. Bagian void tetap dipertahankan dan bagian gudang tetap difungsikan dengan isi kursi belajar, kasur tidur, meja rapat, angsana. Bagian void akan memiliki tinggi 7 m (dihitung dari lantai dua) dengan menambahkan jendela-jendela sehingga Buddha rupang akan selalu terang dan sirkulasi udara lebih lancar. Tinggi tembok pada lantai tiga ditambah menjadi 3,5 m. Bagian atap menggunakan atap baja ringan dan talang beton. Penambahan saluran pembuangan air hujan. Ruang ini akan dibuat ruangan ber-AC dengan jendela aluminium kaca. Plat lantai akan ditutupi oleh keramik semua.
  2. Ruang Dhammasala lantai dua mengalami perluasan dengan membuang ruangan Kuti Tamu Bhikkhu, perubahan tangga ke lantai tiga, perombakan plafon untuk menambah man hole dan rangka plafon dari kayu menjadi besi hollow. Ruang perpustakaan dipindah ke lantai satu. Pada Ruang Sekolah Minggu dialih fungsikan dari ruang serbaguna menjadi Kuti Tamu Bhikkhu. Pada bagian dinding yang masing-masing “sip” kemudian dibuat kamar mandi Bhikkhu dan dikeramik semua. Keramik lantai pun diganti semua dan plafon dibuang.
  3. Lantai satu mengalami perubahan fungsi seperti ruang dapur yang diganti menjadi perpustakaan, ruang sekretariat yang diganti menjadi ruang dapur, garasi digabungkan dengan ruang sekretariat sehingga ruang dapur akan lebih luas, sedangkan ruang sekretariat akan dipindahkan kembali ke ruang tamu dengan posisi yang tetap mempertahankan perspektif luas dan ramah digabungkan dengan ruang lemari promosi bidang usaha. Keramik lantai diganti semua sehingga kelihatan seragam beserta perombakan kamar mandi vihara dengan konsep minimalis.
  4. Akhir renovasi selesai maka vihara akan dicat ulang seluruh permukaannya. Kabel-kabel sound system yang mengelilingi ruang akan disembunyikan di dalam plafon setelah dibuat man hole dan dirombak ulang susunan sound system menjadi lebih efisien dan mudah dirawat.
  5. Bagian bangun sebelah Timur akan dikelompokkan menjadi daerah Bhikkhu di mana terdapat ruang Kuti Bhante Jotidhammo, Kuti Tamu Bhikkhu, kamar mandi umum, dapur dan ruang Makan Bhante. Bangunan sebelah Barat akan dikelompokkan menjadi daerah operasional Vihāra Vidyāloka terdiri dari Dhammasala Utama, Ruang Serba Guna, Gudang Usaha, Gudang RT, Gudang Atas, Gudang Tangga, Perpustakaan, Ruang tamu, Ruang Sekretariat, Ruang Soundsystem, Ruang Lemari Promosi Bidang Usaha.

Gambar 11. Gambar 3D rencana atap baja ringan.
Gambar 12. a.Ruang Tangga b.Ruang Serbaguna c.Ruang Gudang atas d.Void.
Gambar 13. Ruang Kuti Tamu yang akan dibongkar sehingga Dhammasala lebih luas.
Gambar 14. Tangga putar yang akan diganti dengan tangga normal ke lantai tiga (kiri) dan tangga eksisting yang akan diubah arah belokan menjadi lurus (kanan).
Gambar 15. Void pada langit-langit Buddha rupang yang akan ditambah ketinggian hingga 7 m.
Gambar 16. AC pada Ruang Sekolah Minggu dengan pipa air tertanam di dalam tembok tanpa kejelasan pembuangan.
Gambar 17. Pipa air hujan pada balkon Ruang Kuti Bhante Jotidhammo dengan kondisi terlalu banyak posisi L/belokan menyebabkan tersumbat.
Gambar 18. Bak air yang bocor dan akan dihancurkan kemudian diganti ember serta keramik dan kloset diganti baru.
Gambar 19. Shaft lantai satu yang tidak sama posisi dengan shaft lantai dua. Rencana akan disamakan posisinya dan ditutup dengan beton.
Gambar 20. Dapur eksisting yang akan diubah menjadi perpustakaan.
Gambar 21. Garasi eksisting yang akan dijadikan satu ruangan dengan ruang sekretariat yang kemudian diubah menjadi dapur umum.
Gambar 22. Ruang Sekretariatan yang akan diubah menjadi dapur umum. Dinding pintu akan dimajukan sejajar dengan kedua kolom paling luar.
Gambar 23. Topi-topi bangunan Vihāra Vidyāloka semua akan dibuat "jangkut".

Adapun panitia mengalami kesulitan dalam pelaksanaan terhadap beberapa hal berikut:
  1. Tidak ditemukannya as built drawing Bangunan Eksisting Vihāra Vidyāloka baik Bangunan sebelah Timur maupun Barat. Hal ini berdampak pada kesulitan perancangan tangga dan jalur sanitasi serta upaya maintenance, perhitungan struktur bangunan yang sulit dilakukan tanpa mengetahui dimensi nyata dari kolom dan balok utama.
  2. Kolom-kolom utama bangunan yang dibangun hanya sampai plat lantai 2 saja sehingga harus diteruskan hingga atap bangunan vihara dengan mengorbankan estetika ruang Dhammasala Utama. Panitia masih mencari solusi terbaik.
  3. Biaya renovasi yang cukup besar membuat panitia berupaya mengurangi biaya dengan car menggunakan jasa tukang pemborong saja sedangkan panitia bertanggung jawab mencari bahan bangunan yang dibutuhkan melalui toko bangunan milik salah satu panitia sehingga harga material dapat ditekan.

Gambar 24. Kolom-kolom sisi Barat yang sulit diteruskan ke lantai tiga akibat struktur kantilever dengan bentang 85 cm.
Gambar 25. Kolom-kolom utama yang dibuat hanya sampai plat lantai dua dan akan diteruskan hingga atap bangunan.
Gambar 26. Kolom-kolom praktis untuk pagar lantai tiga dengan dimensi 25x15 cm yang direncanakan diteruskan untuk dinding lantai tiga. Dinding menggunakan bataton ringan untuk mengantisipasi beban mati yang melebihi kapasitas struktur lantai tiga.

Panitia pun berusaha tidak membebani Pengurus Vidyāsenā sehingga dapat fokus dalam pengembangan Vidyāsenā. Harapan panitia setelah menyelesaikan renovasi ini adalah tidak terjadinya kerusakan tahunan yang parah pada bangunan Vihāra Vidyāloka lagi sehingga menghabiskan biaya dan tenaga yang besar.
Sekian dulu artikel mengenai renovasi Vihāra Vidyāloka, foto renovasi di halaman ini dapat diperoleh saudara/i dengan mengakses link di bawah ini :

No comments:

Post a Comment