Tuesday, September 3, 2013

Laporan Keuangan Renovasi Vihāra Vidyāloka

Panitia Renovasi Vihāra Vidyāloka Yogyakarta menyampaikan Laporan Keuangan Renovasi Vihāra Vidyāloka per 31 Agustus 2013. Laporan keuangan ini dapat di download dari link yang disertakan berupa Laporan Keuangan Tahap I. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para alumni Vidyāsenā serta semua pihak yang telah banyak membantu baik dalam bentuk dana serta memberikan banyak masukan berharga lainnya.

Semoga jasa kebajikan yang ditanam dapat membuahkan hasil yang baik bagi kita dan semua makhluk di dunia.

Sekian dulu informasi mengenai Laporan Keuangan Renovasi Vihāra Vidyāloka Tahap I. Laporan di atas dapat dilihat dan diperoleh dengan mengakses link di bawah ini : 

Sunday, June 2, 2013

Proposal Renovasi Vihara Vidyaloka

Prakata

Vihāra Vidyāloka yang aktif sejak tahun 1977 (red. luas tanahnya sekarang adalah 162m2) telah menjadi tempat kedua untuk menimba ilmu bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang sekolah dan kuliah di Yogyakarta. Apabila di sekolah atau kampus, para pelajar dan mahasiswa Buddhis memperdalam ilmu pengetahuan; maka di Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā, mereka mempelajari, memahami, dan mempraktekkan Buddha Dhamma dan Profesionalitas Berorganisasi.


Sejak aktifnya Vihāra Vidyāloka (red. dari tahun 1977) dan Vidyāsenā (red. dari tahun 1987), telah ratusan mahasiswa yang ‘diluluskan’ darinya dan sebagian besar di antaranya tetap aktif mengembangkan dan melestarikan Buddha Dhamma di seluruh Indonesia. Ada yang tetap aktif dalam organisasi vihara ataupun organisasi Buddhis lainnya. Ada yang aktif menerjemahkan buku-buku Buddhis. Dan yang lainnya tetap aktif mengembangkan Buddha Dhamma dalam dirinya pribadi, keluarga, lingkungan kerja, teman, dan sebagainya. Pada intinya, yang menjadi ciri khas dari ‘lulusan’ Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā ini adalah bahwa mereka tetap memberikan perhatian ataupun usaha untuk terus mengembangkan dan melestarikan Buddha Dhamma di mana pun mereka berada.


Berbicara tentang Vihāra Vidyāloka, tentu tidak akan bisa lepas dari Vidyāsenā. Karena perkembangan Vihāra Vidyāloka selalu tak pernah lepas dari tuntutan perkembangan Vidyāsenā itu sendiri. Sejak cikal bakal Vidyāsenā yaitu organisasi BDSGY (red. Buddha Dhamma Study Group Yogyakarta) hingga Vidyāsenā didirikan secara resmi (red. tahun 1987) dan sampai sekarang, Vihāra Vidyāloka telah menjadi tempat positif untuk beraktivitas bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang kuliah di Yogyakarta.

Bangunan Vihāra Vidyāloka telah dibangun ulang pada tahun 2006 karena gempa bumi, namun bangunan tersebut tidak luput dari proses kelapukan dan kerusakan. Kerusakan parah ada pada plat lantai yang berada di lantai 3, menyebabkan kebocoran pada dinding ruang Dhammasala, dapur, ruang makan, dan ruang Sekolah Minggu. Lantai 3 Vihāra Vidyāloka yang semula kurang berfungsi, rencana akan dibangun kembali dan difungsikan sebagai ruang Dhammasala, sehingga kapasitas ruang bagi umat pada saat perayaan dan Puja Bhakti dapat bertambah. Sehingga bangunan Vihāra Vidyāloka memerlukan perbaikan dan pembenahan bangunan kembali hingga layak dan nyaman untuk digunakan.

Dengan pertimbangan kebutuhan-kebutuhan yang telah dijelaskan di atas serta kerusakan yang diakibatkan oleh kelapukan maka para anggota Vidyāsenā memutuskan untuk merenovasi Vihāra Vidyāloka dengan seizin Yayasan Mendut Indonesia dan Kepala Vihāra Vidyāloka.

Dengan adanya renovasi Vihāra Vidyāloka ini diharapkan semoga Vihāra Vidyāloka dapat menjadi tempat yang lebih baik dan layak untuk memfasilitasi berbagai aktivitas Vidyāsenā dan pengembangan Buddha Dhamma, khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa Buddhis yang kuliah di Yogyakarta, dan bagi umat Buddha Yogyakarta pada umumnya.



Tempat Menanam Kebajikan
"Harumnya bunga tak dapat melawan arah angin, begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara, dan bunga melati. Akan tetapi harumnya kebajikan akan dapat melawan arah angin. Dan bahkan harumnya nama orang bijak dapat menyebar ke segenap penjuru".

Dhammapada - 54

Dana untuk renovasi Vihāra Vidyāloka dapat Anda salurkan melalui:

Atau datang langsung ke:

Mohon konfirmasi kepada kami melalui sms berupa Nama, Alamat Lengkap, No. HP, dan Jumlah Dana yang di-transfer. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Contact Person:
Dian Purwantono, S.E.    Hp  089.640.257.797
Windy                            Hp  081.352.333.978

Berdana adalah kusala kamma, perbuatan yang memberikan buah atau hasil yang menyenangkan bagi siapapun yang melakukannya. Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan buah atau hasil dari perbuatan itu, yaitu:
  1. Niat/kehendak pada saat sebelum, selama, dan setelah tindakan/proses berdana harus selalu terkendali.
  2. Objek dana. Kemurnian objek dana merupakan faktor yang membantu menentukan sifat dari buah kamma. Makin mulia objeknya, mkaa manfaat yang akan datang semakin besar pula.
  3. Bentuk dana. Dana dapat dalam bentuk materi dan non materi. Bentuk dari pemberian dana tergantung dari mana yang bisa kita lakukan saat ini, agar selalu ada usaha kebajikan yang bisa kita lakukan sebagai tabungan kamma baik kita.
Susunan Panitia
Renovasi Vihāra Vidyāloka Yogyakarta

Penasehat                              : Sangha Theravada Indonesia
Penanggung jawab                  : Yayasan Mendut Indonesia
Ketua Panitia                          : Hendra Theodarmo, S.T.
Sekretaris & Bendahara           : Windy
Koordinator Pelaksana             : Hendra Theodarmo, S.T.
Koordinator Pencarian Dana    : Dian Purwantono, S.E.
Koordinator Humas                 : Budi Hartono
Koordinator Pengadaan Bahan : Dian Purwantono, S.E. 


Sekilas tentang Vihāra Vidyāloka dan Vidyāsenā


Berawal dari ide Ibu R. Supangat Prawirokusumo, pada tahun 1977 disewa lahan seluas 5x7 m di Miliran UH II no.144 untuk dijadikan Cetiya. Kebaktian dilaksanakan setiap Rabu malam dan Uposatha bulan gelap dan bulan terang. Namun karena umat semakin banyak, status ditingkatkan dari Cetya menjadi Vihāra oleh Bhikkhu Paññavaro Mahathera kemudian memberi nama Vihāra Vidyāloka. Tahun 1981 lahan tersebut dibeli dan diperluas menjadi 9x6 m. Bangunan Vihāra pun dibuat permanen di mana Bapak Romo Soepomo dulu masih tinggal di vihara.


Lambat laun umat semakin banyak, terutama mahasiswa. Puja bhakti menjadi hari Minggu pagi jam 09.00. Kemudian dibentuklah organisasi pemuda Vidyāsenā yang berlokasi di Vihāra Vidyāloka. Cikal bakal Vidyāsenā sendiri berasal dari Buddha Dhamma Study Group Yogyakarta (BDSGY). BDSGY didirikan tahun 1984 dengan tujuan mengkaji Buddha Dhamma secara teori dan terapan, bersifat non-sekte. BDSGY dibina oleh Alm. Bapak Aris Munandar. Salah satu tokoh BDSGY adalah Bambang Pratignyo (red. sekarang adalah Y.M. Bhikkhu Uttamo Thera) dan Dharmanadi Chandra. Namun akhirnya organisasi ini bubar (salah satu penyebab adalah masalah sekte). Melihat kondisi ini, Dharmanadi Chandra bersama rekan- rekan lain yang se-‘ide’ membentuk suatu organisasi baru. Organisasi ini jelas-jelas ber-mazhab-kan Theravada. Sebagai tempat dipilihlah Vihāra Vidyāloka yang berada di bawah bimbingan Sangha Theravada Indonesia. Turut membidani lahirnya organisasi ini adalah Bhikkhu Paññyavaro menjadi penasehat Vidyāsenā) dan Samanera Uttamo (red. sekarang adalah Y.M. Bhikkhu Uttamo Thera). Nama ‘Vidyāsenā’ diusulkan oleh Bhikkhu Jotidhammo dan kemudian disetujui oleh Bhikkhu Paññavaro. Tanggal 1 Februari 1987 pukul 13.00, Vidyāsenā resmi terbentuk. Awalnya Vidyāsenā adalah organisasi yang ‘numpang’ kegiatan di Vihāra Vidyāloka. Namun lambat laun, diiringi kepindahan tempat tinggal Bapak Romo Soepomo, Vihāra Vidyāloka diurus oleh Vidyāsenā. Pada akhirnya Vidyāsenā ditunjuk sebagai Dayakasabha Vihāra Vidyāloka.


Vihāra Vidyāloka selain digunakan sebagai tempat puja bakti umat (red. sebagian besar mahasiswa dan pelajar Buddhis Yogyakarta) juga digunakan sebagai tempat bagi Vidyāsenā melakukan berbagai macam kegiatannya, seperti: Dhammaclass, Dhammacourse, Diskusi Dhamma, Pelatihan Dhammaduta, kegiatan-kegiatan sosial (red. donor darah, bakti sosial, dll), kegiatan-kegiatan keakraban, pertemuan-pertemuan organisasi baik formal maupun informal, produksi buku-buku Dhamma, kaset-kaset Khotbah, dan barang-barang bercirikan buddhis, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


Sekian dulu informasi mengenai proposal renovasi Vihāra Vidyāloka, data diatas dapat dilihat dan diperoleh dengan mengakses link di bawah ini :

Tuesday, May 7, 2013

Latar Belakang Renovasi

Rencana renovasi Vihāra Vidyāloka telah dimulai sejak tahun 2011. Kondisi Vihāra Vidyāloka saat itu adalah beberapa dinding vihara baik pada bagian Dhammasala lantai 2 maupun ruang Sekolah Minggu (fungsi ruangan berubah menjadi ruang serbaguna). Renovasi pada tahun 2011 hanya difokuskan pada perbaikan dinding yang mengalami rembesan (umumnya disebut sip) dengan memplester bagian dinding luar bangunan vihara kemudian diaci sehingga pori-pori dinding tertutup saat hujan.

Gambar 1. Bagian belakang dinding bangunan Vihāra Vidyāloka yang diplester dan diaci ulang sehingga air hujan tidak merembes/"sip".
Gambar 2. Bagian dinding Ruang Sekolah Minggu yang selalu mengalami "sip".

Pada dinding ruang Sekolah Minggu mengalami 'sip' akibat dinding luar bersebelahan dengan bak mandi tetangga sebelah. Penanganan tersebut hanya mengecat dinding Sekolah Minggu menggunakan cat No Drop saja kemudian dilapisi dengan triplek. Semua biaya renovasi tahun 2011 ditanggung oleh Vidyāsenā sendiri. 

Gambar 3. Gudang atap pada lantai tiga yang direncanakan penambahan ketinggian.

Renovasi tahap berikutnya direncanakan perbaikan lantai 3 pada bagian gudang atap untuk ditinggikan beserta void pada bagian langit-langit Buddha rupang sehingga ketika bhikkhu memberikan dhammadesana tidak kepanasan. Namun kontraktor yang diminta untuk melanjutkan proyek tidak kunjung memberikan kepastian pada Vidyāsenā dalam melakukan renovasi tahap 2 pada tahun 2011.
Memasuki tahun 2012 setelah menunggu selama enam bulan pada kontraktor yang sama akhir dari Vidyāsenā memutuskan menggunakan kontraktor lain. Akhir tahun 2012 dimulai perencanaan renovasi Vihāra Vidyāloka namun melihat kondisi lantai 3 Vihāra Vidyāloka yang mengalami kerusakan parah pada plat lantainya maka Vidyāsenā memutuskan untuk merenovasi total semua kerusakan yang terjadi pada vihara untuk menghindari kerusakan pada bagian yang lain. 

Gambar 4. Kondisi plat lantai 3 yang berlumut dan permukaan beton mengalami kerusakan dan keretakan parah.

Kerusakan pada tahun 2012 diidentifikasi secara teliti oleh Vidyāsenā dengan bantuan teman-teman yang mengerti perbaikan bangunan. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa plat lantai 3 mengalami keretakan cukup banyak pada sisi bawah plat akibat buruknya kualitas plesteran beton pada permukaan atas plat. Hal ini menyebabkan terjadi 'sip' pada langit-langit Dhammasala dan merusak plafon. Hal lain yang dikhawatirkan adalah rusaknya baja-baja pada plat lantai 3 sehingga akan menurunkan kekuatan plat lantai. Bila tidak dilakukan perbaikan segera maka dikhawatirkan plat lantai akan roboh ke ruang Dhammasala. Berbagai solusi ditawarkan oleh umat (orang dewasa yang berpengalaman) dalam menangani kerusakan plat tersebut.

Gambar 5. Plafon gips Dhammasala utama yang rusak akibat bocornya plat lantai 3.

Solusi pertama adalah dengan melapisi permukaan plat dengan keramik dalam kondisi terekspos, memperbaiki saluran pembuangan air hujan sehingga air hujan tidak akan menggenang di lantai 3, memperbaiki atap gudang atap yang telah usang akibat cuaca. Namun setelah berkonsultasi dengan teman kontraktor ternyata plat tersebut harus dibongkar setengahnya untuk memperbaiki kualitas betonnya dengan ketebalan plat 30 cm. Hal ini membuat Vidyāsenā mempertimbangkan ulang solusi tersebut akibat biaya yang mahal dan hasil yang kurang optimal.
Solusi kedua adalah meningkatkan bangunan vihara menjadi tiga lantai dan menambah atap baja ringan sehingga bila mengalami kebocoran maka hanya perlu memperbaiki penutup atap yang lebih murah dibanding memperbaiki plat beton yang retak. Saran ini kemudian dipertimbangkan oleh Vidyāsenā.

Gambar 6. Gambar 3D rencana penambahan ruangan lantai 3.

Setelah mempertimbangkan matang- matang solusi yang ditawar kemudian dikonsultasikan dengan Bhante Jotidhammo selaku Kepala Vihāra Vidyāloka. Sementara solusi tersebut sedang dipelajari dan didiskusikan ternyata Kuti Bhante Joti dan ruang Sekolah Minggu diserang oleh rayap dan sulit mengatasinya

Gambar 7. Kerusakan dinding triplek akibat rayap. (Untuk gambar kerusakan dinding kuti tidak tersedia).

Kondisi vihara pun semakin rusak dengan serangan rayap tersebut sehingga akhirnya Vidyāsenā dan Bhante setuju mengurangi penggunaan bahan kayu dalam vihara terutama bangunan tempat Kuti Bhante Joti berada. Akhirnya sementara Vidyāsenā berusaha mencari solusi perbaikan dan membentuk panitia Renovasi Vihāra  Vidyāloka.
Kuti Bhante diselamatkan terlebih dahulu dengan bantuan umat Vihāra Vidyāloka merenovasi bagian Kuti Bhante antara lain: dinding kayu diganti dengan batu bata, ruang diperluas dan tinggi dinding ruang ditambah setinggi 3 m, plafon diganti dengan plafon gips, keramik ruang diganti, lemari kayu yang rusak akibat rayap diganti lemari kabinet.
Selama proses renovasi Ruang Kuti Bhante, ruangan terekspos sehingga ketiksa hujan lebat malah air merembes ke ruang Sekolah Minggu sampai lantai 1 di mana ruang Makan Bhante dan Sekretariat berada. Tindakan penyelamatan dilakukan namun Ruang Sekolah Minggu mengalami kerusakan parah juga menambah jumlah kerusakan yang terjadi di vihara. 

Gambar 8. Hasil rembesan dari Kuti Bhante (kiri) dan shaft triplek yang selalu rusak (kanan).
Gambar 9. Bagian langit-langit Ruang Sekolah Minggu yang rusak ketika renovasi Kuti Bhante.
Gambar 10. Ruangan kamar supir Bhante yang mengalami “sip”.

Saat kerusakan bertambah, beberapa alumni mengambil inisiatif cepat membahas total kerusakan, perbaikan, perubahan fungsi ruang hingga rencana maintenance vihara. Tim panitia Renovasi Vihāra Vidyāloka terbentuk dari alumni-alumni yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai bangunan. Rencana renovasi dipaparkan sebagai berikut: 

  1. Lantai tiga Vihāra Vidyāloka akan digunakan sebagai ruang serba guna untuk kegiatan Dhammaclass, Meditasi, rapat, dhammasala ketika Perayaan. Bagian void tetap dipertahankan dan bagian gudang tetap difungsikan dengan isi kursi belajar, kasur tidur, meja rapat, angsana. Bagian void akan memiliki tinggi 7 m (dihitung dari lantai dua) dengan menambahkan jendela-jendela sehingga Buddha rupang akan selalu terang dan sirkulasi udara lebih lancar. Tinggi tembok pada lantai tiga ditambah menjadi 3,5 m. Bagian atap menggunakan atap baja ringan dan talang beton. Penambahan saluran pembuangan air hujan. Ruang ini akan dibuat ruangan ber-AC dengan jendela aluminium kaca. Plat lantai akan ditutupi oleh keramik semua.
  2. Ruang Dhammasala lantai dua mengalami perluasan dengan membuang ruangan Kuti Tamu Bhikkhu, perubahan tangga ke lantai tiga, perombakan plafon untuk menambah man hole dan rangka plafon dari kayu menjadi besi hollow. Ruang perpustakaan dipindah ke lantai satu. Pada Ruang Sekolah Minggu dialih fungsikan dari ruang serbaguna menjadi Kuti Tamu Bhikkhu. Pada bagian dinding yang masing-masing “sip” kemudian dibuat kamar mandi Bhikkhu dan dikeramik semua. Keramik lantai pun diganti semua dan plafon dibuang.
  3. Lantai satu mengalami perubahan fungsi seperti ruang dapur yang diganti menjadi perpustakaan, ruang sekretariat yang diganti menjadi ruang dapur, garasi digabungkan dengan ruang sekretariat sehingga ruang dapur akan lebih luas, sedangkan ruang sekretariat akan dipindahkan kembali ke ruang tamu dengan posisi yang tetap mempertahankan perspektif luas dan ramah digabungkan dengan ruang lemari promosi bidang usaha. Keramik lantai diganti semua sehingga kelihatan seragam beserta perombakan kamar mandi vihara dengan konsep minimalis.
  4. Akhir renovasi selesai maka vihara akan dicat ulang seluruh permukaannya. Kabel-kabel sound system yang mengelilingi ruang akan disembunyikan di dalam plafon setelah dibuat man hole dan dirombak ulang susunan sound system menjadi lebih efisien dan mudah dirawat.
  5. Bagian bangun sebelah Timur akan dikelompokkan menjadi daerah Bhikkhu di mana terdapat ruang Kuti Bhante Jotidhammo, Kuti Tamu Bhikkhu, kamar mandi umum, dapur dan ruang Makan Bhante. Bangunan sebelah Barat akan dikelompokkan menjadi daerah operasional Vihāra Vidyāloka terdiri dari Dhammasala Utama, Ruang Serba Guna, Gudang Usaha, Gudang RT, Gudang Atas, Gudang Tangga, Perpustakaan, Ruang tamu, Ruang Sekretariat, Ruang Soundsystem, Ruang Lemari Promosi Bidang Usaha.

Gambar 11. Gambar 3D rencana atap baja ringan.
Gambar 12. a.Ruang Tangga b.Ruang Serbaguna c.Ruang Gudang atas d.Void.
Gambar 13. Ruang Kuti Tamu yang akan dibongkar sehingga Dhammasala lebih luas.
Gambar 14. Tangga putar yang akan diganti dengan tangga normal ke lantai tiga (kiri) dan tangga eksisting yang akan diubah arah belokan menjadi lurus (kanan).
Gambar 15. Void pada langit-langit Buddha rupang yang akan ditambah ketinggian hingga 7 m.
Gambar 16. AC pada Ruang Sekolah Minggu dengan pipa air tertanam di dalam tembok tanpa kejelasan pembuangan.
Gambar 17. Pipa air hujan pada balkon Ruang Kuti Bhante Jotidhammo dengan kondisi terlalu banyak posisi L/belokan menyebabkan tersumbat.
Gambar 18. Bak air yang bocor dan akan dihancurkan kemudian diganti ember serta keramik dan kloset diganti baru.
Gambar 19. Shaft lantai satu yang tidak sama posisi dengan shaft lantai dua. Rencana akan disamakan posisinya dan ditutup dengan beton.
Gambar 20. Dapur eksisting yang akan diubah menjadi perpustakaan.
Gambar 21. Garasi eksisting yang akan dijadikan satu ruangan dengan ruang sekretariat yang kemudian diubah menjadi dapur umum.
Gambar 22. Ruang Sekretariatan yang akan diubah menjadi dapur umum. Dinding pintu akan dimajukan sejajar dengan kedua kolom paling luar.
Gambar 23. Topi-topi bangunan Vihāra Vidyāloka semua akan dibuat "jangkut".

Adapun panitia mengalami kesulitan dalam pelaksanaan terhadap beberapa hal berikut:
  1. Tidak ditemukannya as built drawing Bangunan Eksisting Vihāra Vidyāloka baik Bangunan sebelah Timur maupun Barat. Hal ini berdampak pada kesulitan perancangan tangga dan jalur sanitasi serta upaya maintenance, perhitungan struktur bangunan yang sulit dilakukan tanpa mengetahui dimensi nyata dari kolom dan balok utama.
  2. Kolom-kolom utama bangunan yang dibangun hanya sampai plat lantai 2 saja sehingga harus diteruskan hingga atap bangunan vihara dengan mengorbankan estetika ruang Dhammasala Utama. Panitia masih mencari solusi terbaik.
  3. Biaya renovasi yang cukup besar membuat panitia berupaya mengurangi biaya dengan car menggunakan jasa tukang pemborong saja sedangkan panitia bertanggung jawab mencari bahan bangunan yang dibutuhkan melalui toko bangunan milik salah satu panitia sehingga harga material dapat ditekan.

Gambar 24. Kolom-kolom sisi Barat yang sulit diteruskan ke lantai tiga akibat struktur kantilever dengan bentang 85 cm.
Gambar 25. Kolom-kolom utama yang dibuat hanya sampai plat lantai dua dan akan diteruskan hingga atap bangunan.
Gambar 26. Kolom-kolom praktis untuk pagar lantai tiga dengan dimensi 25x15 cm yang direncanakan diteruskan untuk dinding lantai tiga. Dinding menggunakan bataton ringan untuk mengantisipasi beban mati yang melebihi kapasitas struktur lantai tiga.

Panitia pun berusaha tidak membebani Pengurus Vidyāsenā sehingga dapat fokus dalam pengembangan Vidyāsenā. Harapan panitia setelah menyelesaikan renovasi ini adalah tidak terjadinya kerusakan tahunan yang parah pada bangunan Vihāra Vidyāloka lagi sehingga menghabiskan biaya dan tenaga yang besar.
Sekian dulu artikel mengenai renovasi Vihāra Vidyāloka, foto renovasi di halaman ini dapat diperoleh saudara/i dengan mengakses link di bawah ini :

Wednesday, April 24, 2013

Panitia Renovasi Vihāra Vidyāloka

Susunan Panitia
Renovasi Vihāra Vidyāloka Yogyakarta

Penasehat                             :  Sangha Theravada Indonesia
Penanggungjawab                :  Yayasan Mendut Indonesia
Ketua Panitia                       :  Hendra Theodarmo, S.T.
Koord. Pencarian Dana       :  Dian Purwantono, S.E.
Sekretaris & Bendahara      :  Windy
Koord. Humas                     :  Budi Hartono
Koord. Pengadaan Bahan   :  Dian Purwantono, S.E.

Dana untuk renovasi Vihāra Vidyāloka dapat Anda salurkan melalui:

Bank DIY Yogyakarta
a.n. Vidyāsenā
No. Rek.: 0012.310.11.335
Atau
BCA cab. Yogyakarta
a.n. Verry Chandra
No. Rek.: 037.342.5505
atau
Bank Mandiri cab. Yogyakarta
a.n. Dian Purwantono
No. Rek.: 137.001.023.1716

Mohon konfirmasikan kepada kami melalui sms berupa Nama, Alamat Lengkap, No.Hp, dan Jumlah Dana yg di transfer. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.

Contact Person:
Dian Purwantono, S.E.              Hp    089.640.257.797
Windy                                       Hp    081.352.333.978


Friday, April 19, 2013

Sekilas Tentang Renovasi Vihara

Daftar rincian bangunan yang akan di renovasi :

Gambar 1 Gudang Balkon Atas akan dibongkar serta pada balkon atas akan ditambah satu lantai menjadi lantai tiga yang semulanya hanya terdiri dari dua lantai.
Gambar 2  Atap Void Dhammasala mengalami kebocoran akibat pelapukan pada genteng
Gambar 3  Plafon yang ada di ruang Dhammasala mengalami kerusakan
Gambar 4 Plafon pada daerah Sekolah Minggu mengalami kebocoran dan lokasi ini akan dijadikan kuti tamu
Gambar 5  Lantai pada toilet akan di ganti dengan keramik yang baru serta bak air yang ada akan dibongkar sehingga menjadi lebih luas
Gambar 6  Tangga putar yang ada akan diganti dengan tangga yang baru untuk mempermudah akses menuju lantai tiga
Gambar 7 Tembok di belakang lemari perpustakaan akan dibongkar sehingga kuti tamu yang ada di pindah ke sekolah minggu